Ziarah Kudatuli’ Menyalakan Kembali Api Perjuangan Mbah Tarjo
suarainfo.com
DPD PDI Perjuangan DIY berfoto bersama usai menziarahi makam para tokoh partai di TMP Kusumanegara, Yogyakarta, Selasa (22/7). Ziarah ini menjadi bagian dari rangkaian peringatan Kudatuli (Kerusuhan 27 Juli 1996), sekaligus penghormatan terhadap Mbah Tarjo-Soetardjo Soerjoguritno, pejuang wong cilik dan pengawal demokrasi
Yogyakarta,suarainfo.com |— Dalam senyap pagi di Taman Makam Pahlawan Kusumanegara, Selasa (22/7/2025), rombongan DPD PDI Perjuangan DIY berjalan pelan, membawa bunga dan doa. Mereka menziarahi enam makam tokoh partai yang telah wafat,sebagai penghormatan, sekaligus perenungan jelang peringatan Kudatuli, tragedi berdarah 27 Juli 1996 yang menggores sejarah demokrasi bangsa.
Dengan khidmat, rombongan peserta ziarah mengheningkan cipta dan menabur bunga di pusara tokoh-tokoh partai. Kudatuli dikenang sebagai luka sejarah yang menguatkan semangat demokrasi.
Namun dari enam nama, satu sosok menjelma cahaya paling terang adalah Soetardjo Soerjoguritno, atau yang lebih dikenal sebagai Mbah Tarjo. Ia bukan hanya anggota DPR RI, tapi juga penjaga bara perjuangan di tengah tekanan rezim Orde Baru. Meski dihimpit kekuasaan, ia tetap pulang ke Yogyakarta, menyusuri lorong-lorong rakyat kecil, mengonsolidasikan kekuatan, menyuarakan kebenaran.
“Kami tidak mewarisi abunya. Kami mewarisi apinya,” tegas Koko Kurniawan, Ketua Panitia Ziarah Kudatuli.
Ketua panitia ziarah, Koko Kurniawan (kanan), menyerahkan Amplop secara simbolik kepada perwakilan keluarga almarhum Mbah Tarjo di area makam TMP Kusumanegara. Acara ini menjadi penanda kesinambungan perjuangan antargenerasi.Agus Subagyo, mewakili DPD PDI Perjuangan DIY, menyerahkan bingkisan penghormatan kepada keluarga Mbah Tarjo. Gestur ini menegaskan bahwa perjuangan beliau tak dilupakan.
Mbah Tarjo dikenang bukan karena jabatannya, melainkan karena keberaniannya. Di tengah ancaman tentara dan senjata, ia berdiri tegak membela wong cilik. Ia adalah saksi dan pelaku sejarah, ketika partai diserang, kader dikejar, dan demokrasi dikoyak.
“Perannya menjaga semangat kader di masa Ibu Megawati dikucilkan sangat besar,” sambung Koko. “Beliau menyalakan obor perlawanan yang terus kami jaga.”
Ziarah ini bukan seremoni hampa. Ia adalah upaya menyalakan kembali semangat, agar generasi muda partai tak alpa pada darah dan air mata yang telah ditumpahkan.
Istri dan menantu almarhum Mbah Tarjo khusyuk berdoa di pusara beliau. Soetardjo Soerjoguritno dikenang sebagai tokoh yang setia membela wong cilik di tengah tekanan Orde Baru.
Stevie S Wibowo, Perwakilan keluarga Mbah Tarjo berdoa di pusara beliau. Sosok Soetardjo dikenang bukan karena jabatannya, tetapi karena keberaniannya membela wong cilik di tengah tekanan rezim Orde Baru.
“Sebagai keluarga, kami merasa haru dan bangga. Ini bukti bahwa perjuangan beliau tidak dilupakan,” ujar Stevie S. Wibowo, menantu Mbah Tarjo.
Ziarah ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Kudatuli. Setelah pemeriksaan kesehatan gratis digelar 19 Juli lalu, refleksi sejarah akan digelar pada 26 Juli mendatang di kantor DPD DIY. Akan ada sendratari dan dialog kebangsaan bersama tokoh-tokoh yang mengalami langsung peristiwa 27 Juli.
Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan DIY Bidang UMKM, Agus Subagyo, memberikan keterangan kepada awak media usai ziarah ke makam Mbah Tarjo di TMP Kusumanegara, Yogyakarta, Selasa (22/7).
“Kudatuli adalah tonggak. Bukan sekadar luka lama, tapi awal dari runtuhnya kediktatoran,” tegas Agus Subagyo, Wakil Ketua DPD Bidang UMKM.
Usai ziarah, para kader dan simpatisan berkumpul dalam diskusi reflektif di pendopo TMP Kusumanegara. Dialog ini memperkuat kesadaran politik di kalangan generasi muda partai.Usai ziarah, para peserta berdiskusi dan berbagi refleksi mengenai pentingnya melawan lupa dan menjaga demokrasi. Momen ini menjadi ruang kontemplatif sekaligus konsolidatif.
“Mengenang Kudatuli adalah menjaga demokrasi. Bila kesadaran politik melemah, sejarah bisa terulang.”
Koko Kurniawan bersalaman dengan Stevie S usai acara ziarah. Jabat tangan ini melambangkan kesinambungan semangat perjuangan lintas generasi.
Dan dalam ziarah ini, api perjuangan Mbah Tarjo kembali menyala. Bukan untuk membakar dendam, tapi menerangi jalan keadilan dan keberpihakan pada wong cilik. Karena bagi mereka yang pernah ditindas, melawan lupa adalah bentuk tertinggi dari cinta pada republik.(Raja)
Lorem ipsum dolor sit amet, adipiscing elit, sed do eiusmod tempor ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.
Tinggalkan Balasan