
Yogyakarta,suarainfo.com|- Di tengah arus film percintaan remaja yang kerap berkubang dalam cemburu dan klise, film Senyum Manies Love Story hadir sebagai oase, lembut, etis, dan berdaya sentuh. Disutradarai Rony Mepet dan diputar perdana di CGV Cinemas JWalk, Minggu,(15/6/2025), film ini mengangkat romansa muda antara Anies Baswedan dan Fery Farhati, bukan sekadar cinta, namun cermin kesantunan generasi 90-an.

Rony Mepet, sutradara kawakan yang akrab dengan dunia sinetron, tak menyangka hatinya bergetar saat membaca skenario film ini untuk pertama kali. Naskah yang ditulis “dengan hati oleh penulis ”, katanya sambil tersenyum, justru membawanya pada satu kesadaran baru, cinta remaja ternyata bisa sangat dewasa dan penuh etika.
“Saya terbiasa membuat sinetron yang meledak-ledak. Tapi di sini, tidak ada tangisan dibuat-buat, tak ada amarah murahan. Semua karakter ditanam, dibentuk, dan dipahami,” kata Rony dalam sesi diskusi film yang digelar di CGV.
Film ini ditenun dari kisah nyata Anies semasa kuliah di UGM, dan bagaimana cintanya pada Fery tumbuh dalam diam yang penuh makna. Tokoh-tokohnya tidak sekadar baik atau jahat, melainkan utuh, manusiawi.

dalam sesi wawancara
Kathy, pemeran ibu Fery, mengaku awalnya tidak tahu film ini mengangkat kisah nyata tokoh publik. “Baru setelah reading dan coaching, saya sadar, ini tentang Pak Anies dan Bu Ferry. Maka saya dalami habis-habisan,” ujarnya. Ia menyebut cinta pasangan ini sebagai “Cinta mereka tenang, dewasa, berintegritas, dan berjalan seperti air, tidak tergesa, tapi pasti.Saya belajar banyak,” ujarnya.

Arsyal , pemeran Rudi, pun menggarisbawahi dimensi kemanusiaan karakternya.
“Rudi menyebalkan tapi punya alasan. Saya ingin penonton paham.”

Produser Haji Beni Pensong menegaskan bahwa film ini adalah bentuk “tontonan yang jadi tuntunan”. Ia menyampaikan, “Kami ingin ini jadi cermin, baik bagi remaja yang sedang mencari arah, maupun bagi orang tua yang mulai kehilangan komunikasi dengan anak-anak mereka.”
Sementara Ibu Saroh, penonton yang datang bersama anak remajanya, menyebut film ini sebagai ruang dialog lintas generasi. “Saya tidak melarang anak mencintai, tapi saya ingin dia tahu cara mencintai yang baik. Film ini memberi itu.”
Membicarakan Anies Baswedan sering kali berkutat pada prestasi dan rekam jejak politik. Tapi film ini menyibak sisi lain, cinta diam-diam yang dijalani dengan keyakinan dan kesabaran. “Kisah ini jarang tersingkap ke publik,” ujar Rony. “Dan justru di situlah kekuatannya.”
Dengan latar era 90-an dan pendekatan naratif yang bersahaja, film ini menjadi semacam kapsul waktu,tentang cinta, etika, dan tentang menjadi muda tanpa kehilangan arah.
Diperankan Fahad Haydra (Anies), Kathy Indera (Fery), dan Chelsea Sepyani (Sinta), Senyum Manies bukan hanya film cinta, melainkan potret masa muda dua sosok inspiratif bangsa, dalam balutan moral dan keheningan yang menyentuh.
Film ini mulai tayang di bioskop seluruh Indonesia sejak 12 Juni 2025.(Raja).
Editor : (RM.Neutron Aprima)
Tinggalkan Balasan