Yogyakarta,suarainfo.com|– Peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia membawa kabar gembira bagi ribuan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada momentum sakral kemerdekaan, sebanyak 1.456 Surat Keputusan Remisi Umum (RU) dan Pengurangan Masa Pidana (PMP) Umum, serta 1.541 SK Remisi Dasawarsa (RD) dan PMP Dasawarsa diserahkan serentak di Lapas, Rutan, dan LPKA se-DIY, Minggu (17/8/2025).

Dari jumlah tersebut, 103 orang WBP langsung menghirup udara bebas, terdiri atas RU II (59 orang), RD II (40 orang), dan RD Pidana Denda II (4 orang).

Staf Ahli Gubernur DIY Bidang Hukum, Pemerintahan, dan Politik, Dr. Sukamto, S.H.,M.H yang bertindak sebagai inspektur upacara di Lapas Kelas IIA Yogyakarta menegaskan bahwa remisi bukanlah hadiah semata, melainkan penghargaan bagi mereka yang tekun menjalani pembinaan. “Pemberian remisi adalah bentuk apresiasi pemerintah kepada Narapidana dan Anak Binaan yang bersungguh-sungguh mengikuti pembinaan dengan baik dan terukur,” ujarnya membacakan sambutan Menteri Hukum dan HAM.

Penyerahan remisi di daerah lain juga berlangsung khidmat: Kabupaten Sleman dipusatkan di Lapangan Denggung, Bantul di Rutan Bantul, Kulon Progo di Aula Adikarta Pemda, dan Gunungkidul di LPKA Yogyakarta.

Kepala Kanwil Kemenkumham DIY, Lili S.H., M.H, menambahkan bahwa remisi dasawarsa,yang hanya hadir sekali setiap sepuluh tahun,menjadi momen paling ditunggu WBP. “Harapan kami, remisi ini menjadi motivasi agar mereka mempersiapkan diri, berkelakuan baik, dan kembali ke masyarakat sebagai pribadi yang mandiri serta bermanfaat bagi Nusa dan Bangsa,” tuturnya.

Sementara itu, Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo,menyampaikan bahwa Pemkot siap mendukung peningkatan fasilitas pemasyarakatan ke depan. “Saya masih dalam tahap orientasi, tetapi sudah menerima beberapa masukan terkait infrastruktur, termasuk akses jalan menuju rutan. Kami juga menyiapkan program kerja sama, mulai dari aspek keamanan, kesehatan, hingga pendidikan,” ujarnya.

Hasto menambahkan, Pemkot siap menggilir koleksi buku dari perpustakaan daerah ke rutan agar warga binaan tetap mendapat akses membaca. “Perpustakaan daerah bisa berkolaborasi dengan perpustakaan kecil yang ada di sini, sehingga warga binaan tetap bisa membaca dan mengembangkan diri. Dari sisi kesehatan pun saya lihat klinik Pratama di sini sudah sangat baik, lengkap dengan obat, dokter umum, hingga dokter gigi. Fasilitas ini sudah representatif dan tidak overload, sehingga sangat nyaman digunakan,” tuturnya.

Berdasarkan data Kanwil Ditjenpas DIY per 16 Agustus 2025, jumlah penghuni Lapas, Rutan, dan LPKA se-DIY mencapai 2.561 orang (618 tahanan dan 1.943 narapidana), melebihi kapasitas ideal 2.164 orang.

Momentum kemerdekaan ini kembali meneguhkan prinsip no one left behind, bahwa sukacita kemerdekaan adalah milik seluruh rakyat Indonesia, termasuk mereka yang tengah menjalani masa pemasyarakatan. (Raja)

Editor : (R.M.Neutron Aprima)