PPMKI DIY ‘Mobil Kuno Hiasi Jalanan Jogja dalam Classic Wedding Festival 2025
suarainfo.com
Foto bersama Wakil Walikota Yogyakarta Wawan Hermawan bersama para peserta dan panitia Classic Wedding Car Festival 2025 usai rolling mobil klasik, di depan Joglo Resto Njeron Beteng, Yogyakarta, Minggu (13/7). Acara ini digelar oleh PPMKI DIY sebagai bagian dari program nasional PPMKI se-Indonesia.
Yogyakarta,suarainfo.com|– Puluhan mobil kuno berhias bunga dan pita beriringan melintasi sejumlah jalan utama Yogyakarta dalam gelaran Classic Wedding Car Festival 2025, Minggu (13/7/2025). Parade unik ini digelar oleh Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia (PPMKI) DIY sebagai bagian dari festival nasional yang dilaksanakan serentak oleh pengurus PPMKI di berbagai provinsi.
Ketua PPMKI DIY, Andi Kurniawan, secara simbolis membuka rangkaian acara Classic Wedding Car Festival 2025 dengan mengibaskan bendera start di halaman Museum Perjuangan, Yogyakarta, Minggu (13/7).Mercedes Merah Ketangguhan dan kemewahan bersatu dalam satu garis. Mercedes klasik ini bersolek cantik untuk turut serta dalam iring-iringan romansa otomotif.Mobil Tua, Cerita Baru, karatan bukan berarti usang. Setiap goresan adalah jejak perjalanan. Mobil ini adalah bukti bahwa klasik tak harus sempurna untuk tetap memesona.Dua unit mobil klasik terparkir rapi usai mengikuti rangkaian kegiatan parade otomotif dalam acara komunitas PPMKI DIY.Stevie S.W., pendiri sekaligus sesepuh PPMKI DIY.
Sebanyak 30 unit mobil klasik dari berbagai merek legendaris-Holden, Fiat, Jeep, hingga Mercedes-Benz—menempuh rute sejauh 14 kilometer dari Museum Perjuangan, melintasi Tugu Jogja, Malioboro, hingga berakhir di Joglo Resto Njeron Beteng. Tujuh unit di antaranya dihias khusus sebagai mobil pengantin.”Ini pertama kalinya kami tampilkan mobil klasik dalam konsep mobil manten. Tujuannya untuk mengenalkan bahwa mobil tua bisa tampil berkelas dan penuh makna,” ujar Stevie S.W., pendiri sekaligus sesepuh PPMKI DIY.
Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan
Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan, turut hadir dan menyampaikan apresiasi atas kontribusi komunitas mobil klasik dalam memperkuat daya tarik wisata kota. Ia menyebut kegiatan ini berpotensi menjadi event resmi tahunan dan didukung penuh oleh Pemerintah Kota.”Kegiatan seperti ini sangat positif dan patut didukung. Harapannya ke depan bisa masuk kalender wisata tahunan Kota Yogyakarta. Untuk itu, tentu perlu sinergi lintas OPD agar dampaknya lebih luas,” ujar Wawan.
Wawan juga menyoroti potensi Embung Giwangan sebagai lokasi strategis untuk pelaksanaan event komunitas otomotif, karena kapasitasnya yang memadai untuk kendaraan dalam jumlah besar.”Dengan tempat yang sesuai dan dukungan lintas sektor, komunitas mobil klasik ini bisa jadi daya tarik wisata yang ditunggu-tunggu masyarakat maupun wisatawan,” katanya.
Ketua PPMKI DIY, Andi Kurniawan
Ketua PPMKI DIY, Andi Kurniawan, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program nasional PPMKI yang diadakan serentak di beberapa kota, termasuk Bali, Jakarta, Surabaya, Solo, Magelang, dan Semarang. Menurutnya, event ini dapat menjadi medium promosi wisata dan sejarah secara bersamaan.”Mobil klasik bukan hanya soal hobi, tapi juga bisa menjadi sarana promosi kota, edukasi sejarah, dan bagian dari budaya urban yang bernilai ekonomi,” jelas Andi.
Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Pariwisata Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, Husni Eko Prabowo
Sementara itu, Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Pariwisata Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, Husni Eko Prabowo, menilai kegiatan komunitas seperti ini sebagai aset baru dalam sektor pariwisata.”Kami akan wacanakan agar komunitas PPMKI bisa tampil rutin setiap malam Minggu di Kantor Dinas Pariwisata. Kami siap mendukung dengan menyediakan panggung, MC, dan musik. Kegiatan ini berdampak langsung pada ekonomi warga,” ujarnya.
Husni menyebut, acara ini bisa digelar rutin tiga bulan sekali, lalu dikembangkan menjadi event nasional, seperti WJNC (West Java Nostalgic Car) yang sukses digelar tahunan di Jawa Barat setiap Oktober.dan yang menarik, konvoi mobil klasik ini dilakukan tanpa pengawalan khusus (forrider).
Heni, Sekretaris Umum PPMKI DIY bersama Ketua PPMKI DIY, Andi Kurniawan
Seluruh peserta tetap mematuhi aturan lalu lintas dan berhenti saat lampu merah menyala.”Ini juga edukasi bagi anggota bahwa komunitas besar sekalipun tetap harus taat aturan,” ujar Heni, Sekretaris Umum PPMKI DIY.
Sentuhan modern pada legenda jalanan. Celica GT tampil memikat dengan hiasan lembut di tengah parade mobil antik.Mobil hijau tosca dengan dekorasi kain dan bunga Keindahan yang abadi tak lekang oleh zaman. Mobil klasik ini hadir menawan, dihiasi bunga dan harapan akan perjalanan penuh makna.Kecantikan Mobil Merah dengan Pita Biru, sebagai lambang harapan, mobil klasik ini meluncur membawa semangat dan gaya yang tak lekang oleh zaman.Mobil dengan tampilan “rusty” tapi penuh karakter
-iringan ini juga menjadi hiburan tersendiri bagi warga. Sepanjang rute, banyak masyarakat menyambut dengan antusias, mengabadikan mobil-mobil antik yang jarang muncul di jalan raya.(Raja)
Lorem ipsum dolor sit amet, adipiscing elit, sed do eiusmod tempor ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.
Tinggalkan Balasan