
Yogyakarta-suarainfo.com |— Dalam semilir angin April yang membawa aroma warisan, Festival Jeron Beteng 3 kembali digelar, Sabtu (12/4/2025), mengusung tema “Masangin” Menari Bersama-sama di Destinasi Ngangenin. Alun-Alun Selatan menjadi panggung utama, tempat tradisi dan kreativitas berpadu dalam satu tarikan napas budaya.
Diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Kota Jogja bersama tiga kelurahan di Jeron Beteng. Kadipaten, Patehan, dan Panembahan festival ini menjadi ruang temu yang memeluk memori dan masa depan.



Langit Jogja dihias oleh sepuluh layang-layang raksasa penuh filosofi, dari Pandawa Lima hingga simbol kearifan Keraton. Di bawahnya, anak-anak merangkai harapan lewat workshop layang-layang topeng, menghidupkan nilai dengan tangan kecil yang besar mimpi.

Lantai alun-alun pun bergemuruh ketika 500 penari bertopeng menari serempak dalam puncak acara “Masangin”. Sementara itu, panggung seni dibuka oleh ragam tari tradisi Mangastuti, Cemeti Ayu, hingga Ngambar Arum, membentangkan kekayaan rasa dari tiap sudut Jeron Beteng.
Pawai ogoh-ogoh dan bergodo turut menyemarakkan, menghadirkan simbol-simbol filosofis seperti Catur Netra, lambang kerakusan jiwa, serta Subali, kisah tentang rendah hati dan kasih saudara. Pawai ini melintasi jantung kota dari DPRD DIY, menyusuri Malioboro hingga Taman Pintar—sebuah lintasan sakral antara masa lalu dan masa kini.
“Festival ini bukan sekadar tontonan, namun perayaan batin, menghidupkan kembali denyut tradisi sebagai daya hidup pariwisata dan kebudayaan Jogja,” ujar Yurnelis Piliang, Kabid Daya Tarik Dispar Jogja.
Dari layang yang terbang hingga kaki yang menari, Jeron Beteng menjelma puisi hidup, mengajarkan kita bahwa warisan adalah jembatan bukan beban. (Raja)
Editor : (RM.Neutron A)
Tinggalkan Balasan