
Yogyakarta,suarainfo.com|– Yayasan Taman Sesaji Nusantara bersama sejumlah komunitas budaya, lintas iman, dan organisasi masyarakat akan menggelar ritual Lampah Sesaji Rabuk Ayem Nagari di kawasan Malioboro, Selasa (9/9/2025) malam.
Acara akan dimulai pukul 20.07 WIB dari depan Hotel INA Garuda. Ratusan peserta mengenakan busana adat dan berjalan tanpa alas kaki menuju Titik Nol Kilometer. Prosesi dilakukan dengan tapa bisu, tanpa suara maupun seruan.
“Berjalan tanpa kata, tanpa narasi. Simbol-simbol sesaji menjadi bahasa komunikasi nonverbal,” kata Farhan, koordinator lapangan.
Eko Hand , Ketua Umum Taman Sesaji Nusantara, mengungkapkan, didalam prosesi ini, berbagai sesaji dihadirkan dengan makna simbolik, antara lain Gedang Sanggan sebagai harapan besar, Tumpeng Kapuranta sebagai pemuliaan dan permohonan maaf, Tumpeng Tawa penolak bala, Tumpeng Robyong lambang kesejahteraan, Ingkung cermin kejujuran batin, Jajan Pasar simbol keberagaman, serta Tumpeng Panchabuta yang melambangkan harmonisasi manusia dengan alam.
Ritual ini juga dimaknai sebagai Samadhi Bantala atau meditasi tanah. Tujuannya antara lain pembersihan diri, melebur konflik sosial, hingga memuliakan alam semesta.
“Setibanya di Titik Nol, peserta duduk dalam formasi yang diatur panitia. Pada sesi ujub sesaji, seluruh peserta melakukan peleburan dalam diam,”papar Eko Hand.(Raja)
Editor : (R.M.Neutron Aprima)
Tinggalkan Balasan