
Pati -Jateng- suarainfo.com-|Langit Wotan pagi itu cerah, seolah turut memberi restu atas langkah-langkah yang ditabur doa dan harap. Kamis, (8/5/2025), ratusan warga Desa Wotan, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, kembali menyemarakkan kirab budaya sebagai bagian dari tradisi Sedekah Bumi dan haul Nyai Ageng Wotan, sosok leluhur yang diyakini menjadi cikal bakal desa ini.






Diiringi tabuhan irama tradisi dan aroma dupa yang menggema dari penjuru jalan, kirab dimulai. Gulungan hasil bumi, simbol kesuburan dan rasa syukur atas panen, diangkat tinggi dan diarak keliling desa menaiki mobil pikap. Warga, tua-muda, mengenakan busana adat Jawa serba hitam, lengkap dengan samir yang menambah kesan khidmat dan sakral. Langkah-langkah mereka seperti mengulang kisah lama yang tak lekang oleh waktu.



Barisan kirab dipimpin rombongan pembawa bendera merah putih dan tombak—pertanda keberanian dan pengabdian pada tanah leluhur. Di belakangnya, para pendekar dari perguruan pencak silat Ikatan Kera Sakti melangkah mantap sambil memayungi barisan dengan payung kuning tiga tingkat, simbol kemuliaan dan perlindungan.

Semarak acara kian hidup dengan kehadiran marching band dari pemuda desa, membawakan nada-nada semangat dalam denting irama modern yang berpadu indah dengan nuansa tradisional.
Warga tak sekadar menjadi penonton. Mereka menyatu dalam iring-iringan, menyatukan napas dan niat: menjaga warisan, merawat kebudayaan, dan mewariskannya kepada generasi yang akan datang.




Puncak acara ditandai dengan doa dan kembul bujono, sebuah tradisi makan bersama dari berbagai penjuru desa. Di atas daun pisang yang digelar panjang, warga duduk bersisian tanpa sekat, menyendok nasi dan lauk pauk hasil bumi sendiri. Tidak ada kasta, tidak ada jabatan. Yang ada hanyalah rasa syukur, guyub, dan kekeluargaan.

Kirab budaya Wotan bukan sekadar seremoni. Ia adalah ziarah batin, pengingat jati diri, dan benang yang mengikat masa lalu dengan masa kini. Selama bumi masih ditanami, dan langit masih menaungi, selama itu pula gema Nyai Ageng Wotan akan terus bergema dalam denyut budaya desa ini.
Kontributor : ( Syahroni )
Editor (RM.Neutron A)
Tinggalkan Balasan