
Yogyakarta,suarainfo.com — Sebuah jalinan rasa dan rupa terpampang di Loman Park Hotel Yogyakarta. Bersama Painting Explorer, hotel ini mempersembahkan pameran seni lukis bertajuk “Silver”, perayaan keindahan proses dan pencapaian dalam satu tarikan kuas.

Pameran ini bukan semata gelaran biasa, namun selebrasi atas diraihnya Silver Creator Award YouTube oleh Painting Explorer-simbol 100.000 penonton yang telah menyimak dan setia pada dunia seni lukis digital selama enam tahun terakhir. Di balik itu, berdirilah Deni Junaedi, pelukis, pendidik, dan penggagas Kampus Seni Lukis, yang kini menyulam narasi personal dalam sembilan panel lukisan bertajuk “The Hidden Behind Tutorial”.
Pameran ini mengajak pengunjung menengok balik layar: peluh, ragu, ketekunan, hingga sunyi yang mengiringi proses kreatif. Di sana pula, lukisan bertajuk “Dripping” hadir sebagai lambang setetes harapan yang jatuh dari langit kesabaran dan kerja keras.


Tak hanya karya Deni, pameran “Silver” juga menghadirkan warna-warni perspektif dari enam seniman tamu: Dadi Setiyadi, Elfara B.A. Khimsi, Fadhil A.B. Alam, Joseph Wiyono, Solichin K. Muhammad, dan Sufi A. Ridho. Mereka menyulam kisah dalam bahasa rupa, menguatkan semangat lintas generasi.
Diperkuat oleh Orasi Seni Rain Rosidi, dosen dan kurator independen, pameran ini menjadi medan perenungan-tentang dedikasi, konsistensi, dan nyala batin dalam berkarya.
“Pameran ini bukan sekadar pajangan karya. Ia adalah narasi tentang perjalanan panjang, semangat tanpa lelah, dan keberanian mengubah batas menjadi ruang tumbuh,” ujar Handono S. Putro, pendiri Loman Park Hotel, Sabtu, 28 Juni 2025
Painting Explorer kini tak hanya kanal, tapi telah menjelma Kampus Seni Lukis, rumah belajar daring yang meruntuhkan sekat usia dan jarak, menjangkau pelajar dari Korea hingga Amerika. Di sini, lulusan dinilai bukan dari waktu, tapi dari kekuatan karya.

Setelah sukses bekerja sama dalam pameran “Negeri di Cloud” tahun 2024, sinergi Loman Park Hotel dan Painting Explorer kini kembali menghadirkan ruang temu antara publik dan seni. “Seni bukan pelengkap, ia adalah jiwa kehidupan,” tegas Handono.
“Kami percaya, mendukung kreativitas adalah menanam harapan pada masa depan budaya.” tutupnya.
Pameran ini terbuka untuk umum mulai 28 Juni hingga 20 September 2025. Mari datang, temukan kisah, dan resapi keindahan dalam diam yang berbicara. (Raja)
Editor : (RM.Neutron Aprima)
Tinggalkan Balasan