
Foto: ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Yogyakarta,suarainfo.com — Di sudut-sudut kampung yang hangat di Yogyakarta, aroma Idul Adha tak hanya hadir dari semerbak daging kurban yang dibagikan, tetapi juga dari daun jati yang menguar wangi hutan, dan besek bambu yang mengingatkan akan rapi dan ramahnya masa lalu.

Foto: ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Tahun demi tahun, warga tak lagi memilih plastik sebagai pembungkus, melainkan kembali ke akar ke alam dengan membungkus daging kurban dalam pelukan daun dan anyaman.

Dalam setiap gulungan daun jati, tersimpan bukan hanya daging yang dikurbankan dengan ikhlas, melainkan juga niat tulus menjaga bumi. Besek bambu di genggaman para relawan bukan sekadar wadah, melainkan simbol janji: untuk merawat tradisi, dan meredam tumpukan sampah yang menghantui Idul Adha di kota-kota besar.
Upaya ini sejalan dengan semangat Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta dalam mengurangi sampah plastik. Bukan sekadar himbauan, melainkan gerakan yang tumbuh dari akar rumput, dari warga kampung, ibu-ibu, takmir masjid, hingga para pemuda karang taruna yang bahu membahu.
Sementara hewan kurban disembelih dalam takbir, bumi pun bersyukur ,karena anak-anaknya masih ingat cara mencintai dengan sederhana.(Raja)
Editor : (RM.Neutron A)
Tinggalkan Balasan