Yogyakarta –(DIY)-suarainfo.com|- Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) secara resmi meluncurkan Buku Best Practice Inovasi Pembiayaan Alternatif Pembangunan Daerah dalam acara yang digelar di Harper Hotel Yogyakarta, Selasa (10/12/2024).

Peluncuran ini dihadiri oleh Walikota Surabaya sekaligus Ketua Dewan Pengurus APEKSI, Eri Cahyadi, Pejabat Wali Kota Yogyakarta Sugeng Purwanto, serta wali kota dari berbagai daerah di Indonesia.

Buku ini menjadi panduan strategis bagi pemerintah kota dalam menciptakan solusi pembiayaan pembangunan yang berkelanjutan dan inovatif. Dengan mengusung konsep pembiayaan alternatif, buku ini mendorong pemerintah kota untuk menggali potensi kemitraan dengan masyarakat, sektor swasta, dan lembaga non-pemerintah demi mewujudkan pembangunan daerah yang inklusif dan berdaya saing.

Ketua Dewan Pengurus APEKSI, Eri Cahyadi memberikan sambutan dalam acara Launching Buku Praktik Baik APEKSI; Inovasi Pembiayaan Alternatif Pembangunan Daerah

Ketua Dewan Pengurus APEKSI, Eri Cahyadi, dalam sambutannya menekankan pentingnya kolaborasi antar kota untuk menciptakan pemerataan pembangunan. Ia mengajak para wali kota untuk meninggalkan ego sektoral dan bekerja sama dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.

“Tidak ada kota yang lebih hebat di antara kita. Jika ada kota yang lebih maju, kita harus bergandengan tangan untuk memajukan kota-kota lainnya. Kelebihan yang kita miliki harus kita bagikan agar semua kota dapat berkembang bersama,” ujar Eri.

Buku ini mengangkat sejumlah contoh praktik terbaik (best practice) dari berbagai kota di Indonesia. Salah satunya adalah Kota Yogyakarta yang sukses menerapkan program Gandeng-Gendong. Program ini melibatkan lima elemen utama pentahelix: korporasi, kampung, kampus, komunitas, dan pemerintah kota, sebagai model kolaborasi pembangunan yang efektif.

PJ Wali Kota Yogyakarta Sugeng Purwanto saat menyampaikan kami ubah pola pikir masyarakat untuk lebih mendukung program pemerintah
P

Pejabat Wali Kota Yogyakarta, Sugeng Purwanto, menyampaikan bahwa pembiayaan alternatif tidak hanya soal penggalangan dana, tetapi juga tentang membangun pola pikir masyarakat agar lebih aktif terlibat dalam pembangunan.

“Contohnya di Bendung Lepen, kami mengubah pola pikir masyarakat untuk lebih mendukung program pemerintah. Ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan mereka sekaligus mendukung pembangunan daerah,” jelas Sugeng.

Peluncuran ini menjadi momentum penting bagi pemerintah kota di seluruh Indonesia untuk terus berinovasi dalam membangun daerahnya. Buku ini diharapkan dapat menjadi referensi dan inspirasi bagi pemerintah daerah dalam menghadapi tantangan pembiayaan pembangunan yang semakin kompleks.

Pewarta : (Raja)

Editor : (Neutron A)