Festival Kebudayaan Yogyakarta 2024 Usai: Merangkum Keberagaman Budaya Lewat Misli“Telusur Tutur” Dan “Rembug Budaya
”
Bantul-(DIY)-suarainfo.com|-Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) 2024, yang digelar pada 10-18 Oktober 2024, resmi berakhir setelah rangkaian acara yang meriah dan penuh makna. Didukung oleh Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, festival ini berlangsung di Kabupaten Bantul dengan tema “Umpak Buka.” FKY tahun ini mencakup berbagai program seni dan budaya, dengan pusat kegiatan di Lapangan Bawuran dan MCC Tepi Sabin. Di sana, pengunjung dapat menikmati panggung hiburan, pasar rakyat, serta pameran sastra dan seni rupa bertajuk “Azimat-Siasat.”
Salah satu program unik tahun ini adalah “Telusur Tutur,” sebuah eksplorasi budaya yang berlangsung di situs-situs bersejarah di Kapanewon Pleret. Penulis, yang menjadi bagian dari tim peneliti program ini, terlibat dalam mendokumentasikan kosa kata lokal di Kalurahan Wonokromo dan Segoroyoso. Selama dua hari, tim menggali istilah yang hampir punah dari berbagai narasumber, termasuk tokoh masyarakat seperti Pak Pong, pemilik warung sate klatak, dan Mustamid, Dukuh Jejeran I. Hasil penelitian ini nantinya akan diolah menjadi glosarium digital di situs resmi FKY dan dicetak dalam bentuk buku setelah eksplorasi selesai di seluruh kabupaten DIY.
Program ini diikuti dengan “Rembug Budaya” pada 17 Oktober 2024 di MCC Tepi Sabin, yang menghadirkan perwakilan kebudayaan DIY dan para ahli. Penulis turut menjadi panelis, berbagi pengalaman dari program “Telusur Tutur” serta kegiatan di Majelis Ingat Sejarah dan Leluhur Indonesia (MISLI), yang mengedepankan upaya pelestarian nilai-nilai sejarah dan leluhur.
MISLI, yang didirikan pada 12 Juni 2024 di Makam Kiai Ageng Jejer, Wonokromo, aktif dalam ziarah ke makam tokoh-tokoh sejarah, seperti Kiai Kategan, Patih Singoranu, dan Ki Juru Kiting. Setiap pertemuan menjadi sarana pengkajian sejarah, dengan menghadirkan pemateri dari berbagai latar belakang, termasuk ahli sejarah, akademisi, hingga jaksa.
Secara keseluruhan, FKY 2024 menghadirkan pengalaman yang bermakna dan memperkaya kesadaran budaya. Namun, ke depannya, penulis mengusulkan agar tim lapangan memiliki komunikasi lebih baik dengan fotografer demi kelancaran proses dokumentasi. Festival ini diharapkan terus berkontribusi pada pelestarian budaya dan memperkaya pengetahuan masyarakat tentang sejarah lokal.
(Arif Kusuma Fadholy adalah Ketua MISLI, tenaga pendidik di SDNU Pemanahan Pleret, serta penulis buku “Jihad Rasa” dan “Sejarah Singkat Indonesia.”) (*/Raja).
0 Comment