
Bantul,suarainfo.com– Kafe Kahangnan di Pajangan, Rabu (19/8/2025), sejak menjelma galeri budaya. Dalam rangka ulang tahun rumah budaya tersebut, digelar pameran wayang yang memadukan nuansa klasik dengan semangat kekinian. Suasana hangat tercipta: kopi, canda, dan layar wayang bersatu dalam satu ruang perayaan.


Pelaku budaya dan seniman Hangno Hartono menuturkan, tujuan acara ini bukan hanya syukuran ulang tahun, melainkan juga menjaga koleksi agar tetap hidup.




“Kahangnan itu galeri yang konsisten menampilkan wayang. Barangkali satu-satunya yang benar-benar khusus,” ujarnya. Bagi Hangno, Kahangnan adalah ruang kangenan—tempat ingatan budaya bertemu dengan kegembiraan hari ini.









Hangno menegaskan bahwa wayang menyimpan kekayaan bentuk, narasi, dan teknik yang seolah tak pernah habis digali. “Harapannya, wayang bisa menjadi inspirasi dunia kekinian. Dunia kini menuntut kebaruan: figur baru, ide baru, bentuk baru. Dari wayang, kebaruan itu bisa lahir,” katanya.


Lebih jauh, Hangno memandang wayang sebagai ruang imajinasi tanpa batas. Dari simbol kuno, rajah Merapi-Merbabu, hingga pola tali wangsul yang melambangkan asal-usul manusia, ia membaca pesan filosofis sekaligus sosial. “Wayang itu moral, sekaligus imajinatif. Ia merangsang kita untuk terus berpikir kreatif,” tegasnya.





Bagi Hangno, tantangan sesungguhnya adalah bagaimana wayang bisa menyapa generasi muda. “Wayang bisa terinspirasi dari totem, simbol, bahkan figur futuristik. Semua bisa divisualkan. Wayang itu bukan hanya masa lalu, tapi juga pintu menuju kebaruan,” pungkasnya.(Raja)
Editor : (R.M.Neutron Aprima)
Tinggalkan Balasan