
Yogyakarta,suarainfo.com| — Di atas atap Pasar Prawirotaman, Jumat sore (25/7/2025). langit seolah membuka telinga. Dalam suasana senyap yang khusyuk, gema mantra “Surya Sakethi Taman Sesaji Nusantara” mengalir dari suara Eko Hand, pemangku sejarah sekaligus penggagas Taman Sesaji Nusantara.
Acara bertajuk “Mantra Pangreksa Garudha Bhumi Nusantara” ini berlangsung pukul 15.00–16.00 WIB. Tak sekadar performa ritual, melainkan seruan batin untuk membangkitkan kesadaran,bahwa Garuda lambang negara kita,bukan sekadar lambang, tapi makhluk hidup yang menyimpan rasa.

“Garuda itu hidup. Ia menjaga perisai Pancasila di dadanya, dan mencengkeram kebhinekaan di cakarnya. Tapi ia sepi perhatian, dan itu melemahkannya,” ujar Eko Hand, dengan mata yang nyalang, suaranya serupa doa.
Menurut Eko, satu empati dari manusia Indonesia adalah daya hidup bagi Garuda. Bila 5% dari 286 juta jiwa,sekitar 15 juta orang,memberi perhatian dan empati, maka Sang Garuda akan bangkit menjadi kekuatan megah yang menjaga Ibu Pertiwi.


Surya Sakethi bukan sekadar mantra. Ia adalah getar kebangsaan. Ia adalah napas Nusantara. Di bawah cahaya sore yang menyapa, para peserta tidak hanya mendengarkan mereka menyatu. Jaya nusantara raya, Pancasila kupuja.Tuhan Yang Maha Esa kupuji.Dirgahayu Indonesiaku.Rahayu Bangsaku. (Raja)
Editor : (RM.Neutron Aprima)
Tinggalkan Balasan