
Bantul,suarainfo.com| — Langit Parangkusumo akan kembali menjadi kanvas semesta. Pada (26–27 /7/2025), ribuan layang-layang dari berbagai penjuru dunia terbang meliuk di atas samudra selatan, menandai puncak kemeriahan Jogja International Kite Festival (JIKF) 2025.
Tak sekadar adu bentuk dan warna, tiap bentangan benang adalah kisah budaya, tiap getaran angin adalah sapaan persaudaraan lintas bangsa. Delegasi dari Asia, Eropa, hingga Afrika turut menebar pesona-dari naga Tiongkok yang berkelok, hingga burung rajawali buatan tangan anak bangsa.


Festival ini bukan semata hiburan, melainkan upacara penghormatan kepada angin, kepada bumi, kepada seni yang membebaskan. Anak-anak tertawa, seniman tersenyum, dan para tamu terpukau menyaksikan langit menjadi panggung peradaban.
“JIKF adalah pertemuan antara alam dan imajinasi. Di sinilah kita rayakan perdamaian melalui angin,” ujar salah satu seniman layang-layang asal Bantul, dengan mata menerawang mengikuti liuk ciptaannya di udara.
Sebagai puncak acara, malam ditutup pertunjukan laser dan penampilan musik etnik modern, seolah mengawinkan langit dengan bumi dalam irama yang tak lekang oleh zaman.
Jogja kembali mengukuhkan diri bukan hanya sebagai kota budaya, tapi juga kota angin yang bersahabat—tempat di mana harapan diterbangkan bersama layang-layang. (Raja)
Editor : (RM.Neutron Aprima)
Tinggalkan Balasan