Ziarah Kudatuli 2025: Dari TMP Kusumanegara, Perjuangan Dilanjutkan
suarainfo.com
Di bawah bayang pohon perlawanan, kader dan simpatisan mengenang Mbah Tarjo-bersama, bersaksi, bahwa api perjuangan tak pernah padam.
Yogyakarta,suarainfo.com| —Dalam senyap pagi di Taman Makam Pahlawan Kusumanegara, Selasa (22/7/2025), rombongan DPD PDI Perjuangan DIY berjalan pelan, membawa bunga dan doa. Mereka menziarahi enam makam tokoh partai yang telah Wafat-sebagai penghormatan, sekaligus perenungan jelang peringatan Kudatuli, tragedi berdarah 27 Juli 1996 yang menggores sejarah demokrasi bangsa.
Namun dari enam nama, satu sosok menjelma cahaya paling terang adalah Soetardjo Soerjoguritno, atau yang lebih dikenal sebagai Mbah Tarjo. Ia bukan hanya anggota DPR RI, tapi juga penjaga bara perjuangan di tengah tekanan rezim Orde Baru. Meski dihimpit kekuasaan, ia tetap pulang ke Yogyakarta, menyusuri lorong-lorong rakyat kecil, mengonsolidasikan kekuatan, menyuarakan kebenaran.
“Kami tidak mewarisi abunya. Kami mewarisi apinya,” tegas Koko Kurniawan, Ketua Panitia Ziarah Kudatuli.
Mbah Tarjo dikenang bukan karena jabatannya, melainkan karena keberaniannya. Di tengah ancaman tentara dan senjata, ia berdiri tegak membela wong cilik. Ia adalah saksi dan pelaku sejarah, ketika partai diserang, kader dikejar, dan demokrasi dikoyak.
“Perannya menjaga semangat kader di masa Ibu Megawati dikucilkan sangat besar,” sambung Koko. “Beliau menyalakan obor perlawanan yang terus kami jaga.”
Ziarah ini bukan seremoni hampa. Ia adalah upaya menyalakan kembali semangat, agar generasi muda partai tak alpa pada darah dan air mata yang telah ditumpahkan.
“Sebagai keluarga, kami merasa haru dan bangga. Ini bukti bahwa perjuangan beliau tidak dilupakan,” ujar Stevie S. Wibowo, menantu Mbah Tarjo.
Ziarah ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Kudatuli. Setelah pemeriksaan kesehatan gratis digelar 19 Juli lalu, refleksi sejarah akan digelar pada 26 Juli mendatang di kantor DPD DIY. Akan ada sendratari dan dialog kebangsaan bersama tokoh-tokoh yang mengalami langsung peristiwa 27 Juli.
“Kudatuli adalah tonggak. Bukan sekadar luka lama, tapi awal dari runtuhnya kediktatoran,” tegas Agus Subagyo, Wakil Ketua DPD Bidang UMKM.
“Mengenang Kudatuli adalah menjaga demokrasi. Bila kesadaran politik melemah, sejarah bisa terulang.”
Dan dalam ziarah ini, api perjuangan Mbah Tarjo kembali menyala. Bukan untuk membakar dendam, tapi menerangi jalan keadilan dan keberpihakan pada wong cilik. Karena bagi mereka yang pernah ditindas, melawan lupa adalah bentuk tertinggi dari cinta pada republik. (Raja)
Lorem ipsum dolor sit amet, adipiscing elit, sed do eiusmod tempor ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.
Tinggalkan Balasan